191208

Hari Jumat, 19 Desember 2008. Hari terakhir kuliah di STAN sebelum pulang, kembali ke kampung halaman. Tak terdengar suara-suara mahasiswa yang duduk di ruangan. Tidak hening. Hanya ada satu suara. Suara dosen yang menerangkan slide-slide di papan yang sedari tadi terus berganti.Mengiringinya suara derit kursi yang bergeser, sesekali juga terdengar bisikan-bisikan dari beberapa mahasiswa, dan sepatu yang bergesek di lantai.

Semua, ng... tidak, tidak semua. Bebrapa pasang mata menatap sang dosen dan materi yang diajarkannya. Beberapa lagi, termasuk penulis sendiri, sibuk berkelana dengan dunianya sendiri. Dan yang menatap sang dosen itu, entah apa alasannya. Memang benar-benar mendengarkan, ataukah hanya agar saat ditanya tidak begitu kaget.

Derit kursi, gesekan sepatu, dan ketukan di meja terdengar kembali. Sang dosen masih bercuap-cuap. Beberapa pertanyaan kadang keluar dari mulut sang dosen dan kadang beberapa mahasiswa, sepertinya mahasiswa yang "itu-itu" saja, menanggapinya. Derit kursi, suara lembaran buku dibalik, dan bunyi reaksi antara spidol dengan papan terdengar.

.....

Bberapa menit sebelum jam mata kuliah ini berakhir. Sekarang tak hanya mahasiswa, dosen di depan juga sibuk dengan dunianya. Menerangkan hal-hal itu lagi dengan gaya bahasa yang itu-itu juga. Tak berubah. Dengungan dan gumaman para mahasiswa lain seperti gelombang longitudinal, kadang naik-kadang turun. Simfoni dalam ruangan kecil ini mulai terdengar harmoni. Penjelasan dosen, ketukan di meja, serta beragam bunyi reaksi benda dengan lantai berpadu dengan nada yang pas.

0 komentar: