Sahabat -1-

Tetes-tetes air masih menempel pada dedaunan. Genangan air berwarna coklat terlihat di mana-mana. Seorang lelaki dengan wajah sendu memandangi selembar foto yang sedang digenggamnya. Tangannya yang lain membawa sebuah bungkusan coklat yang isinya tak terlihat dari luar. Sinar matahari yang menerpanya membuat garis wajahnya seakan mengeras.

***

"Nay, coba liat nih!"
"Ooo...."
"Hah? Hey, lihat ini!"
"Ganba, aku udah tau kalo itu kamera. Dan kamu nggak perlu heboh kayak gitu, lah."
"Halah, Nay. Kamu kayak nggak tau Ganba itu gimana." sahut Tirta tiba-tiba.
"Nay, Ta. Ini Canon A400, keluaran terbaru Canon. Aku baru aja beli. Wuih, puas banget deh pokoknya. Keunggulannya tuh..."
"Iya, aku tau kalo itu kamera barumu kan. Terus?" potong Nay.
"Tapi, coba liat dulu bentar."
"Udah, udah." Tirta menengahi, "Nggak usah ribut gitu kalian. Kayak anak kecil aja."
Ganba menghempaskan tubuh tambunnya di sofa di samping Nay. Sementara Nay sibuk memainkan ponselnya dan Tirta masih menekuni lukisannya. Hening sejenak.
"Eh, Dendra mana?" Ganba memecah kesunyian, "Kok nggak kelihatan?"
"Iya. Mana nih 'tuan pembuat acara'. Nay?" Tirta menimpali.
"Tau." jawab Nay dengan muka masih cemberut.
Deru motor di halaman menandakan yang ditunggu-tunggu sudah datang. Tak lama, seorang pemuda berbadan tegap yang memakai jaket kulit hitam dan dengan helm di tangan kirinya membuka pintu.
"Oi, pren! Sori telat."
"Dari mana aja sih, Den?"
"Nih." jawab Dendra sembari melemparkan beberapa brosur, "Aku udah nyari tempat-tempat yang asyik. Kalian tinggal pilih aja." lanjutnya sambil menempatkan duduknya di dekat Nay dan melingkarkan tangannya di pundak Nay.
"Ini nih bagus."
"Kalo ini?"
"Nggak, ini nih."
Ganba, Tirta, dan Nay bersahut-sahutan mengusulkan beberapa tempat sambil membolak-balik brosur-brosur itu.
"Aku ikut aja lah. Yang penting, pas di sana harus nggak ngebosenin, ya Den." sahut Tirta.
"Ya, udah. Pilih salah satu. Nanti aku bikin model acaranya seperti apa."
"Aku pengennya tempatnya adem, sejuk, pokoknya nggak panas." pinta Nay.
"Ya udah. Ini aja." Ganba menyodorkan salah satu brosur.
"Atau yang ini." Dendra menyarankan yang lain.

***

"Woi, bangun! Udah jam 5!" Dendra berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh Tirta dan Ganba yang masih tertidur.
Dendra kemudian bergegas keluar menuju tenda kecil di samping tenda mereka bertiga.
Dia berteriak agak pelan."Nay, bangun. Udah telat nih kita. Katanya mau ke atas?"
Tak terdengar suara dari tenda kecil itu. Dendra merasa sedikit khawatir. Dia membuka pintu tenda dan mendapati perempuan yang seharusnya ada di tenda itu, raib.
"GAN! TA! Nay nggak ada!"Tirta terbangun mendengar teriakan Dendra. Mereka berdua mencari Nay di sekitar perkemahan mereka.
"Nay! Jangan sembunyi dong! Nggak lucu oi!"
"Hei, Dendra, Tirta!"
Dari kejauhan seorang perempuanberambut panjang yang memakai jaket dan celana jeans panjang menghampiri mereka. Wajahnya terlihat segar.
"Brrr, airnya dingin banget. Kayak mandi pake air es lho. Ng, kalian lagi nyari apa? Bisa dibantu?" tanya Nay dengan wajah tak bersalah.
"Kamu nggak apa-apa kan, Nay?" Dendra memegang pundak Nay.
"Nggak papa kok. Emang ada apa sih?"
"Jadi kamu barusan mandi? Tau nggak kita takut kamu kenapa-napa. Tiba-tiba nggak ada di tenda. Kirain kamu diculik kek, atau jatuh ke jurang. Ini datang-datang malah senyum-senyum gitu." Tirta yang merasa kesal menyerang Nay bertubi-tubi.
"Ya, maaf deh. Habis, waktu aku bangun, kalian masih ngorok aja. Ya udah, aku mandi. Maaf ya." Nay memohon sambil mengatupkan kedua tangan di depan mukanya.
"Hh... ya aku maafin."
"Hehehe." tawa Nay tanpa rasa bersalah, "tapi makasih ya, udah khawatir sama aku. Ta. Den."
Tak tahu mengapa ada sesuatu yang berdesir dalam diri salah satu kaum Adam tersebut. Melihat tawa dan tingkah laku lawan jenisnya yang satu ini membuat perasaannya hangat. Lamunannya buyar saat Nay menanyakan keberadaan teman mereka yang satu lagi. Di antara mereka tidak terlihat sosok tambun yang biasanya selalu hadir. Tirta, Dendra, dan Nay melongok ke tenda besar. Mereka melihat sosok tambun itu masih melingkar di balik selimutnya.
"GANBA!!!"

***

0 komentar: